Rabu, 05 Maret 2014

Tutorial Penggabungan Citra menggunakan ER MAPPER 6.4

Penggabungan Citra merupakan langkah awal sebelum mengolah citra satelit yang akan digunakan atau diolah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Citra yang digunakan adalah citra dari LANDSAT-7, satelit ini memiliki 7 band yang mempunyai fungsi masing-masing yang akan digabung jadi satu. Sebelum melakukan penggabungan citra dipastikan bahwa anda sudah mempunyai program Er Mapper 6.4 dan citra satelit.

TUTORIAL PENGGABUNGAN CITRA BALI LOMBOK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ER MAPPER 6.4

Buka program ER Mapper 6.4


Tampilan atau halaman utama dari ER Mapper 6.4



Pilih gambar ini  namanya edit algorithm, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
 
Pilih ikon ini  untuk duplicate layer sebanyak 6 layer dan namakan masing-masing layer sesuai dengan Band 1-7 pada citra LandSat seperti gambar di bawah ini. Gambar kanan merupakan citra Bali Lombok.
 

Pilih ikon ini  untuk input data citra Bali Lombok, kemudian insert citra Bali Lombok yang …_B10.TIF dan pilih Ok, ini dilakukan pada layer B1, begitu juga selanjutnya dengan ..._B20.TIF diinpu pada layer B2 dan seterusnya

 


Lakukan hal yang serupa seperti pada langkah no.5 diatas untuk setiap layer yang ada, namun setelah itu pilihnya Ok this layer only pada pilihan tab di kiri bawah untuk B2 sampai B7. Karena jika Ok saja maka layer B1 akan terisi oleh citra layer B2. Seperti pada gambar di bawah ini.



Blok semua layer seperti pada gambar di bawah ini lalu pilih ikon ini  pada halaman utama ER Mapper untuk save as citra dalam bentuk .ers (ER Mapper Raster Dataset), pilih Ok. Untuk penamaan citra baru yang akan disimpan tidak bisa di spasi. Contohnya citra ini disimpan dengan nama “Bali_Lombok_Gabung.ers”
 

Tunggu proses penyimpanan citra yang baru
 


Buka kembali citra yang tadi telah disimpan dan cek apakah citra tersebut sudah berhasil di gabung atau tidak seperti gambar di bawah ini



Tujuan penggabungan citra ini adalah untuk memudahkan kita dalam membuat komposit RGB dalam berbagai kombinasi Band yang ada pada Citra LandSat dengan cara pilih ikon ini  pada halaman utama ER Mapper. Contohnya untuk TCC (True Colour Composite) atau RGB 321 (warna asli citra) pada gambar di bawah ini.

       Citra Hasil Komposit RGB 321                                   Komposit RGB 321 atau TCC

Sabtu, 20 Juli 2013

Remote Sensing

    Gambaran Umum

    Negara kita adalah negara kepulauan dengan wilayah lautan jauh lebih luas dari wilayah daratan pernyataan ini sering muncul dalam media. Oleh karena itu Indonesia juga dikategorikan sebagai negara maritim dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 buah, Indonesia mempunyai panjang pantai sepanjang kurang lebih 81.000 Km.  Panjang garis pantai ini merupakan terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada. Dengan panajng garis pantai yang besar ini, Indonesia memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut sangat banyak dan hampir 90 % protein dari laut dihasilkan oleh kawasan pesisir ini.  Sumberdaya-sumberdaya tersebut berada pada berbagai habitat/ekosistem pesisir seperti ekosistem laut dangkal, ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun, dan ekosistem mangrove.  
     Dengan status sebagai negara maritim apakah sumberdaya laut sudah dimanfaatkan secara maksimal? tentunya belum. Oleh karena itu pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang tersebar luas secara spasial tersebut memerlukan teknologi pendataan spasial yang dapat mencakup daerah yang luas secara hampir serentak (sinoptik) dalam waktu yang singkat.  Dalam kaitan ini maka teknologi remote sensing (penginderaan jauh) dapat dimanfaatkan. Penginderaan jauh atau disingkat inderaja didefinisikan sebagai ilmu, teknologi yang digunakan untuk mengukur dan mendeteksi objek atau suatu fenomena di bumi tanpa menyentuh objek tersebut secara langsung. Dalam hal ini penginderaan dengan deteksi obyek dari jarak yang cukup jauh antara obyek dengan alat deteksinya dan menggunakan gelombang/radiasi elektromagnetik yang dimanfaatkan dari pantulan radiasi dari matahari sebagai sumber energi.
Inderaja kelautan/perikanan telah terbukti membantu berbagai penelitian untuk memahami dinamika lingkungan pesisir termasuk memahami dinamika sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya, khususnya yang berkaitan dengan perikanan.  
       Berbagai jenis sensor satelit telah dikembangkan untuk mendeteksi berbagai parameter kelautan yang penting di dalam proses-proses kelautan baik proses fisik, kimia, maupun proses biologi.  Beberapa sensor khusus telah dibuat untuk penelitian wilayah pesisir.  Sensor CZCS (coastal zone color scaner) yang diluncurkan ke angkasa pada tahun 1978 misalnya adalah contoh sensor yang khusus dibuat untuk tujuan penelitian wilayah pesisir.  Sementara sensor ETM (enhanced thematic mapper) yang dibawa oleh satelit Landsat adalah contoh sensor yang dirancang untuk penelitian di daratan tetapi dapat pula digunakan untuk penelitian kelautan (wilayah pesisir).